5 Alasan Kamu Beruntung Karena Tak Bersekolah di Korea Selatan !!!

Kita semua setuju, pendidikan adalah pondasi untuk memajukan sebuah bangsa. Dari sana, generasi muda digembleng untuk menjadi orang terdidik dan mampu memajukan kehidupan di masa mendatang. Namun sayangnya, proses belajar selalu jadi kegiatan yang cukup membosankan bagi sebagian orang. Terlebih jika objek yang dipelajari bukanlah sesuatu yang disukai. Dianggap sebagai sebuah penyiksaan, banyak siswa yang kemudian berlomba-lomba mencari cara untuk bisa melarikan diri dari kegiatan belajar mengajar! Padahal, sistem belajar di Indonesia masih termasuk menyenangkan lho!

Bandingkan dengan pendidikan di negeri gingseng Korea Selatan! Well, negeri Kpop itu nyatanya memiliki sistem pembelajaran yang kerap bikin pelajar stress! Tak percaya?! Sederet alasan ini bisa jadi alasanmu buat bersyukur tak harus bersekolah di Korea Selatan!


1. Jam Sekolah Sampai 15 Jam!

Okay?! Dalam satu hari kita memiliki 24 jam. Dan jika Korea Selatan menerapkan waktu sekolah selama 15 jam, maka sisa waktu untuk pelajar menikmati hari mereka hanya 9 jam dalam sehari. Bagaimana dengan waktu tidur?! Well, hanya mereka yang bisa mengaturnya! Tapi katanya jika tidur 3 jam atau kurang dari itu, prospek masuk perguruan unggulan cukup tinggi. Jika tidur 4-5 jam, prospeknya hanya untuk masuk universitas kelas bawah. Jika tidur lebih dari 5 jam, jangan harap dapat kesempatan berkuliah!


Bagi siswa SMA, sekolah dimulai pukul 08.00 dan selesai pukul 11.00. Namun mereka akan menambah kelas sampai pukul 9.30 sampai 10 malam lho! Apalagi kalau bukan untuk menambah bekal menghadapi ujian perguruan tinggi yang persaingannya benar-benar ketat! Di Korea Selatan, les tambahan ini disebut Hagwon. Namun jangan sangka les ini hanya sekedar les biasa! Karena les yang mereka ikuti ternyata juga menjadi ajang pamer kelas sosial!


2. Tekanan Bikin Stress Berat!

Di Korea Selatan, keberhasilan kalian dalam mencari pekerjaan dijadikan patokan status dan kehormatan di masyarakat lho! Oleh karenanya tak heran jika pelajar mati-matian untuk mendapat sekolah bergengsi agar nantinya pekerjaan impian pun gampang mereka dapatkan. Mereka perlu bekerja keras, tentu saja! Karena persaingan sengit untuk mendapat universitas terbaik pun tak main-main!


Apalagi untuk negara kecil yang hanya memiliki sedikit universitas, tentu membuat kuota cukup terbatas. Tekanan dari lingkungan, yang dirasakan para orang tua pun turun ke putra-putri mereka. Dan menciptakan kondisi penuh tekanan dan sangat kompetitif! Maka tak heran jika Korea Selatan menduduki peringkat pertama untuk jumlah bunuh diri selama 11 tahun terakhir karena kondisi tersebut!

AGEN POKER | AGEN DOMINO | AGEN DOMINO99 | AGEN ADU Q | AGEN BANDAR Q

3. CSAT, Ujian Yang Bikin Ngeri Pelajar Korea!

Okay! Tekanan ini juga diperparah dengan ujian final siswa SMA untuk bisa masuk perguruan negeri favorit. CSAT atau College Scholastic Ability Test, merupakan tes masuk perguruan tinggi dan ada tiga universitas sasaran utama: Seoul National University, Korea University, dan Yonsei University sering disingkat menjadi ‘SKY’. Masyarakat Korea Selatan beranggapan jika gagal masuk SKY maka akan membuat masa depan suram, bukan hanya dalam mencari pekerjaan tapi katanya juga dalam mencari jodoh!


Tak heran jika waktu ujian tiba, semua tempat ibadah penuh dengan orang tua yang berdoa dan polisi yang siaga di sepanjang jalan membantu pelajar untuk datang tepat waktu ke sekolah. Ujian CSAT ini benar-benar memberi tekanan besar bagi pelajar, karenanya pemerintah membantu dengan menciptakan kondisi kondusif di saat ujian. Mereka pun membuat larangan terbang dan mendarat pesawat di jam-jam saat berlangsungnya ujian serta larangan membunyikan klakson lho!


4. Hukuman Fisik Masih Diberlakukan

Para pelajar di Korea Selatan terus dituntut disiplin di sekolah. Tak hanya disiplin karena sistem pendidikan mereka yang ketat, namun karena aturan sekolah yang ternyata masih memperbolehkan hukuman fisik! Jadi di sekolah guru memiliki tongkat sakti yang disebut ‘tongkat disiplin’. Dengan tongkat ini, para guru mampu menanamkan rasa takut pada siswa dan tentu saja menjadi alasan lain mengapa siswa begitu bekerja keras menjadi pelajar yang baik!


Meski lambat laun, aturan hukuman fisik ini mulai dikurangi namun masih banyak praktek kekerasan ini ada di sekolah. Terlebih dengan adanya kenyataan jika beberapa orang tua masih mendukung bahkan mendorong hukuman fisik ini tetap ada di sekolah!


5. Mata Minus Jadi Penyakit Para Pelajar

Harga yang harus dibayar dari 15 jam belajar adalah penyakit mata minus yang diderita para siswa. Belajar selama berjam-jam tanpa istirahat ini membuat miopi di Korea Selatan menjadi yang tertinggi di dunia. Miopia atau rabun jauh, merupakan penyakit mata di mana penglihatan menjadi kurang jelas pada benda ditempat yang jauh. Menurut data dari Universitas Teknologi Sydney, ada 96% dari masyarakat Korea Selatan saat ini menderita miopia!


Itu berarti lebih dari 9 dari 10 orang menggunakan kacamata atau lensa kontak di negeri gingseng ini. Alasannya? Terlalu banyak waktu di dalam ruangan dan tidak cukup sinar matahari!

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.